Sabtu, 07 Januari 2012

TOPLES MIMPI DAN NOTA KESEPAKATAN


Tentang Mimpi :)

Pagi itu saat saya membaca sebuah surat kabar nasional, mata saya segera tertuju pada sebuah tulisan resonansi mba Asma Nadia. Judul tulisannya Toples Mimpi. Judul yang sangat menarik. Saya langsung membaca tulisan itu dengan seksama. Sama dengan tulisan-tulisan mba Asma, selalu penuh inspirasi dan motivasi. Singkat cerita, saya pun memutuskan membuat hal yang sama untuk suami dan Adam.
Pagi itu, saya memasak dengan pikiran yang menari-nari. Membayangkan saat menulis mimpi bersama, menggulung kertas dan memasukkannya ke dalam toples. Saya tersenyum.

Setelah memasak, saya segera mengambil toples yang memang tidak terpakai. Saya menulis “TOPLES MIMPI” di kaca toples dengan huruf besar. Saya dan Adam menyiapkan kertas A4 dan pulpen. Adam masih penasaran. “Untuk apa sih ma?” Tanya nya. Saya tersenyum, “Addda ajah”. Toples, kertas dan pulpen telah siap. Di ruang tamu oma, kami bertiga berkumpul. “Sekarang, masing-masing kita nulis satu mimpi di kertas kecil. Kalo sudah, langsung masukin ke toples ya. Awas, ga boleh nyontek lo,” kata saya pada suami dan Adam.

Persis seperti yang saya bayangkan saat memasak tadi. Acara menulis mimpi ini menjadi lucu. Bukan apa-apa, karena sebenarnya, kami telah tau mimpi masing-masing. Adam tau apa yang saya impikan. Saya tau apa yang suami impikan, begitu juga saya tau apa yang Adam impikan. Ya, karena sebenarnya sejak pergantian tahun Islam, kami telah bercerita tentang mimpi masing-masing.
Menulis mimpi, bukanlah hal baru bagi saya. Sejak SMP, saya telah hobi menulis mimpi. Begitu juga menulis diary. Apa yang saya inginkan, selalu saya bayangkan dan saya tuliskan. Seringkali saya menjadi tertawaan kakak dan abang saya. Tapi tak mengapa, itu hal yang sangat wajar. Malah, menjadi pemicu saya untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya.

Saat launching STSL di Puncak akhir Desember lalu, saya pun bercerita pada anak-anak La Tansa. Tuliskan mimpi dan tempelkan di tempat yang sering kita lihat. Dan tulislah mimpi secara spesifik. Saya selalu mencontohkan pada adik-adik, anak-anak, teman dan saudara. Dulu, saat saya masih duduk di bangku SMP saya secara spesifik menuliskan criteria orang yang akan menjadi pendamping hidup saya. Dan Alhamdulillah, beberapa criteria memang dimiliki oleh suami saya J. Begitupun saat SMA. Saya ingin sekali jadi pramugari. Kesannya kok enak banget yah. Bisa jalan-jalan gratis, naik pesawat gratis, juga pakaian pramugari yang keren banget. Saat tamat SMA, saya mengantarkan teman untuk mendaftar disebuah maskapai penerbangan nasional. Saya yang saat itu juga ingin sekali mendaftar, harus mengurungkan niat dan menguburkan mimpi saya. Karena ada satu syarat yang memang tidak bisa saya penuhi.

Mimpi bisa terbang gratis tetap saya tanamkan dalam benak, tidak pernah saya hilangkan. Hanya saya memikirkan bagaimana caranya??? Alhamdulillah, tujuh tahun kemudian mimpi itu terwujud. Memang waktu yang cukup lama. Tapi setidaknya saya bisa terbang gratis, umroh gratis, dan tentu saja mendapat gaji yang lebih dari cukup J.
Karena itulah saya selalu menanamkan pada suami dan Adam untuk tidak lelah bermimpi. Tulislah sebanyak-banyaknya.

Tentang toples mimpi sendiri, sebenarnya lebih pada target-target apa yang ingin kami capai dalam setahun ini. Dan rencananya akan dibuka saat akhir tahun nanti. Jika ada target-target yang belum tercapai, maka akan kami evaluasi dan kertas mimpi itu pun akan dimasukkan kembali ke dalam toples, sebagai target atau mimpi tahun berikutnya.


Saat menulis Adam sempat berkata ,” Ahhh mama mah gampang. Mama udah tau mo nulis apa. Pasti mama deh yang paling banyak.” Hehehe…. Saya pun menyemangati Adam ,”Ya, Adam tulis aja mimpi-mimpi Adam yang gampang-gampang aja. Misalnya nih, tiap hari baca Al-Quran minimal satu halaman tiap hari, shalat tepat waktu, atau pingin sepeda baru.” Kata saya sambil tersenyum. “Iiiihhh mama kok tau mimpi Adam,” ucap Adam sambil tersenyum dan garuk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Kami pun tertawa bersama.

“Mama juga tau lo mimpi papa apa,” goda saya pada suami sambil tersenyum. “Hahaha…. Papa juga tau mimpi mama apa aja,” jawab suami saya sambil tertawa. “Ya iyalah, kan papa dan baca mimpi-mimpi yang mama tulis weeee,” dan kami pun kembali tertawa J.

Ya, saya dan Adam memang sudah menulis beberapa mimpi. Hanya kami belum menemukan tempat yang strategis untuk menempel mimpi-mimpi itu. Karena tempat strategis sudah ditempel oleh beberapa tulisan J
Toples mimpi memang belum terisi penuh. Saya sengaja memilih toples berukuran besar. Agar mimpi-mimpi yang ditulis lebih banyak dan detail. Bukan sekedar target menjadi baik, tapi baik yang seperti apa.

Oya, tentang nota kesepakatan, sebenarnya ini sudah pernah dilakukan Adam. Tapi berhubung hari Senin sudah masuk kembali ke sekolah, maka nota kesepakatan juga kembali dibuat. Isinya tentang kesetujuan Adam untuk melakukan hal-hal apa saja setiap harinya. Misalnya setiap pulang sekolah harus melakukan apa, nonton tv hanya boleh hari Jumat saja, main game hanya dua jam, setelah shalat maghrib baca Al-Quran dan belajar dll. Dan itu semua ditulis oleh Adam sendiri. Saya hanya membantu Adam untuk berpikir, kira-kira setiap harinya Adam harus melakukan apa.

InsyaAllah, toples mimpi akan ditutup akhir bulan ini dan dibuka kembali akhir tahun ini. Kira-kira mimpi apa saja ya yang terwujud tahun ini? Berapakah mimpi yang dapat terwujud??? Sepuluh, dua puluh, atau semuanya??? Entahlah. Wallahualam. Yang jelas, dengan mempunyai mimpi atau target, hidup menjadi lebih bersemangat dan lebih terarah. Karena target itu merupakan tujuan hidup bukan? J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar