Jumat, 06 Januari 2012

LIKA LIKU MENUNTUT ILMU KEMBALI ^___^, bagian satu


Sebuah cerita 2 tahun yang lalu

“Jadi gimana mba, daftar angkotnya dah dapet?” Tanya saya pada mba Desi. “Udah mba, dari rumah, kita naik mikrolet 29 aja, turun di Cawang, nyambung lagi sampe Trans TV, dari situ kita naik bajaj aja. Karna kata temenku, ga ada angkot yang lewat kampus.” Jawab mba Desi panjang lebar. Alhamdulillah, ucap saya dalam hati.

Entah kenapa, dorongan untuk kuliah kembali begitu kuat. Itulah mengapa sejak beberapa minggu yang lalu, saya dan mba Desi rajin mencari informasi tentang universitas agama. Searching di internet, membaca majalah, sampai bertanya pada banyak orang. Dan, pilihan pun jatuh pada Sekolah Tinggi Dakwah Al-Hikmah (STIDI Al-Himah) di jalan Bangka, Mampang.

Jujur aja, pengetahuan tentang kampus agama minim banget. Saya hanya tau IAIN, itupun setau saya, yang kuliah disana haruslah lulusan SMA, atau fresh graduate lah. Bukan ibu-ibu seperti saya. Kenapa saya ingin kuliah agama? Ya, karna itu tadi, saya merasa selama saya hidup, saya ga pernah benar-benar mendalami agama saya sendiri, walaupun sejak lahir saya sudah memeluk Islam. Sejak SD saya telah belajar membaca Al-Quran, mendengar kisah Nabi-Nabi, mengetahui letak Mekkah, Madinah  dsb. Mengaji seminggu sekali pun telah saya lakoni selama beberapa tahun. Tapi, saya masih saja merasa kurang, kurang dan kurang J.

Tibalah saat dimana saya dan mba Desi mendaftar masuk STIDI Al-Hikmah sebagai mahasiswi baru. Exited, tentu saja. Pagi itu seperti matahari tersenyum maniiisss sekali (hehe,,,,lebay :P). Berkas-berkas persyaratan saya cek kembali. Setelah yakin lengkap, saya pun menghubungi mba Desi untuk janjian di depan perumahan. Suami tercinta sejak pagi sudah wanti-wanti untuk hati-hati di jalan. Hati-hati menyimpan barang dll. Begitu juga bunda tercinta, mengantar saya hingga depan pagar. Waahhh,,,, seperti anak kecil saja. Kan 11 thn yang lalu saya juga pernah kuliah hehe…. J. Hari itu saya memang sengaja tidak membawa kendaraan. Saya ingin membandingkan ongkos yang harus dikeluarkan antara angkot dengan kendaraan pribadi.

Bismillah, saya dan mba Desi pun berangkat. Siang itu jalanan Jakarta cukup padat. Begitu juga keadaan di dalam angkot. Seperti yang disarankan oleh teman mba Desi, kami pun naik mikrolet 29, turun di Cawang, naik bis lagi yang melewati Trans TV, kemudian turun, dilanjutkan dengan bajaj. Alhamdulillah. Sampai di bajaj, supir bajaj bertanya,”Kemana bu?” “Al-Hikmah,” jawab mba Desi yakin. Supir bajaj mengangguk dan menjalankan bajajnya. Huuffhh,,, Alhamdulillah, bisa duduk agak legaan. Tidak lama, kami pun sampai di Al-Hikmah. Setelah membayar, kami berdua langsung masuk ke gedung. Tapi, loh kok begini??? Saya dan mba Desi terbengong-bengong. Ga seperti yang kami bayangkan. Kok malah masjid Al-Hikmah dan didalamnya ada sekolah dasar?? Wah, jangan-jangan salah nih, ucap saya dalam hati. Mba Desi kemudian berinisiatif bertanya pada anak-anak yang sedang asik bermain bola. “Ooooo itu kampus Al-Hikmah. Bukan disini.” Jawab mereka. Dan mereka pun menunjukkan jalan serta patokannya.

Saya dan mba Desi buta sekali daerah Jakarta Selatan, apalagi sampai masuk-masuk jalan kecil segala. Duuuhhh…. Mana siang-siang lagi. Panassss…. Kami berdua jalan kaki menuruti saran anak-anak tadi. Setelah sepuluh menit berputar-putar dan belum juga ketemu. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat sejenak. Sambil minum air mineral, kami bertanya lagi pada orang disitu. Dengan seksama saya dan mba Desi mengingat-ingat jalan yang harus kami lalui. Setelah dahaga hilang dan lelah berkurang, kami memutuskan untuk mencoba kembali. Dan, ternyata, kami kembali terputar-putar di jalan Bangka. Ya. Allah, saya ingin mendalami agama-Mu, mudahkanlah ya Allah, ucap saya dalam hati, setengah putus asa. Sekitar satu jam kami hanya berputar-putar di sekitar jalan Bangka, setengah putus asa, kami pun memutuskan untuk bertanya kembali pada sekumpulan anak muda. “Oh, kampus Al-Hikmah, tuh di belakang ibu.” Kata salah satu dari mereka. Waahhh,,,, jadi malu J. Alhamdulillah….. ya Allah…. Akhirnya ketemu juga, jerit saya dalam hati.

Melihat kampus Al-Hikmah pertama kali, yang ada di benak saya hanya satu, sederhana J. Ga mau buang waktu, saya dan mba Desi langsung masuk ke kampus dan menuju kantor pendaftaran. Niat saya untuk kuliah bidang agama selain ingin mendalami kembali agama Islam,  saya juga ingin kelak, jika anak saya menginjak remaja, saya dapat membekalinya dengan pemahaman agama yang baik, hingga ia dapat bertahan dari godaan pergaulan remaja saat ini. Sederhana, hanya itu. Tidak ada pikiran atau niat lainnya.

Setelah mengisi formulir, saya pun menyerahkan berkas-berkas yang saya bawa. Berkas-berkas saya pun diperiksa. Setelah semuanya lengkap dan uang pendaftaran pun sudah dibayar, kami pun memutuskan untuk segera pulang.


Keluar dari kampus, saya dan mba Desi tersenyum. Mengingat perjalanan ke kampus yang muter-muter, kami sama-sama bertanya, gimana kami harus pulang? Lewat jalan yang mana? Kami pun senyum-senyum J sendiri. bersambung insyaAllah.

1 komentar: