Siang itu saya dan Lisya berkunjung ke LembagaPemasyarakatan Anak Pria Tangerang. Agenda kami hari ini adalah mendata
anak-anak Lapas. Data itu bertujuan untuk memantau perkembangan mereka selama
di Lapas. Juga dapat digunakan jika mereka keluar kelak.
Karena kami hanya berdua, maka hanya sepuluh anak yang
sanggup kami data. Sepuluh anak dibagi lagi menjadi dua kelompok. Saya lima
orang, begitu juga Lisya. Anak-anak yang kami data adalah mereka yang masa
hukumannya lebih dari satu tahun.
Dan Allah mentakdirkan saya untuk mendata anak-anak yang
membuat jantung saya mencelos. Tiga anak diantaranya dihukum karena kasus
pembunuhan. Satu karena kasus narkoba, dan terakhir kasus pelecehan seksual.
Salah satu diantara mereka, alhamdulillah sudah cukup dekat dengan
kami. Namanya Zainuddin. Kasus tawuran hingga pembunuhan. Alhamdulillah,
perkembangan Zainuddin semakin baik. Ini karena niat yang kuat dari dalam dirinya.
Yang baru saya temui adalah Faiz. Kasusnya pelecehan
seksual. Sama dengan anak Lapas lainnya, penampilan Faiz jauh dari kesan
menyeramkan. Justru sebaliknya. Rapi dan terawat.
Pertama kali di data, Faiz belum banyak bicara. Namun, saat suasana agak tenang dan teman lainnya sibuk mengisi formulir, Faiz pun mulai bercerita.
Sejak lahir ke dunia, Faiz di asuh oleh nenek dari ibunya.
tinggal bersama kakek dan nenek, tidak membuat Faiz kehilangan kasih sayang. Justru
bersama kakek dan neneklah, Faiz tumbuh menjadi anak yang shaleh.
Sosok nenek bagi Faiz adalah segala-galanya. Padahal, nenek
Faiz bukanlah nenek kandung. Tapi kasih sayang yang dilimpahkan nenek Faiz,
lebih dari cukup. Semua keperluan Faiz, kakek dan neneknya berusaha untuk
mencukupi.
Usia yang renta, tidak membuat kakek dan nenek Faiz berhenti
untuk mencintainya. Bahkan, saat di Lapas pun, kakek dan nenek Faiz rajin
menjenguk. Dengan sepeda motor, mereka menembus padatnya lalu lintas, untuk
melihat cucu kesayangan mereka, yaitu Faiz.
“Umur kakek sekarang 67 tahun bun, nenek 65 tahun. Tapi mereka
masih kuat naik motor sampai kesini. Padahal saya sering bilang, ga usah
sering-sering ke sini. Tapi kakek dan nenek tetap datang.” Kata Faiz sambil
matanya berkaca-kaca.
“Tapi orangtua Faiz masih ada kan?” tanya saya hati-hati.
“Ada bun, tapi sudah pisah sejak saya TK.” Jawab Faiz sambil
menunduk.
Sejak Faiz TK, ibunya memutuskan untuk meninggalkan ayah
Faiz. Ini dilakukan karena pekerjaan ayah Faiz yang tidak halal. Berkali-kali
keluar masuk penjara, tidak membuat ayah Faiz jera. Setelah berpisah, ibu Faiz
memutuskan untuk tinggal bersama dengan Faiz, kakek dan neneknya.
Walau ibu Faiz telah tinggal satu rumah, kasih sayang kakek
dan nenek tidak berkurang sedikitpun. Malahan, mereka semakin melindungi Faiz. Kakek
dan nenek Faiz sangat berharap agar Faiz menjadi orang yang berhasil dan dapat
dibanggakan.
“Saya kasian sama nenek saya bun. Waktu saya masuk penjara,
nenek yang paling tabah. Walaupun nenek sedih, tapi masih bisa nguasain
dirinya. Nenek ga pingsan kayak ibu. Nenek malah langsung nasehatin saya. Saya nyesel
bun.” Cerita Faiz, sambil terus menundukkan kepalanya.
Menurut Faiz, kejadian pelecehan yang menyebabkan masuk
Lapas adalah jebakan.
Semua berawal dari tetangga Faiz yang tidak suka pada ibunya, dan berusaha untuk terus memfitnah keluarga mereka. Sebelum ibu Faiz tinggal bersama Faiz, hal itu tidak pernah terjadi. Entah mengapa, sejak ibunya tinggal serumah dengan Faiz, tetangga tersebut merasa terusik.
Dan puncaknya adalah ditangkapnya Faiz dengan tuduhan telah
melecehkan anak tetangganya.
Sebenarnya kasus ini terjadi tahun 2008, selama beberapa
tahun, Faiz hanya dikenakan wajib lapor. Namun, tahun 2011, pengadilan
memutuskan Faiz ditahan.
“Saya sayang banget bun sama nenek saya, saya pingin banget
berangkatin haji kakek dan nenek. Nenek itu.....” Faiz terdiam, suaranya
tercekat. Ia berusaha menahan tangis.
“Nenek bagi saya segala-galanya...”
Air mata Faiz mulai menetes. Saya terdiam. Berusaha sekuat
tenaga untuk tidak menangis di depan Faiz.
“Bun, kalau saya bebas, saya ingin bahagiain nenek saya.....”
Ya Faiz, kamu pasti bisa.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar