Awal bulan Mei, rakyat Indonesia dikejutkan dengan musibah
jatuhnya pesawat komersil buatan Rusia yaitu Sukhoi Super Jet 100. Pesawat
ini digadang-gadang sebagai pesawat tercanggih di kelasnya. Menawarkan berbagai
kenyaman baik pada pilot maupun penumpangnya.
Harga yang relatif murah, membuat para pengusaha Indonesia
berminat untuk membelinya. SSJ 100, jatuh pada penerbangan promo kedua. Atau biasa
disebut joy fligth. Pada penerbangan pertama, SSJ100 dapat take off dan landing
dengan selamat.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita berdoa pada para
jenazah agar segala amal ibadah yang dilakukan mereka saat hidup, berbuah
pahala disisi Allah swt. Dan bagi yang ditinggalkan, semoga diberikan
kesabaran. Setiap kejadian, pasti ada rencana Allah swt disana.
Yang menarik dicermati pada musibah SSJ100 adalah rasa
peduli. Sejak jatuhnya pesawat SSJ100, berbagai kalangan mengungkapkan rasa
simpatinya. Lintas negara, lintas etnis dan lintas agama. Semua menyatakan
belasungkawa dan keprihatinannya.
Berbagai elemen masyarakat turun langsung ke tempat jatuhnya
pesawat SSJ. Sebut saja tim pecinta alam Universitas Indonesia, atau biasa
disebut MAPALA UI. Bersama dengan Angkatan Darat, mereka adalah orang pertama
yang mencapai lokasi puing-puing pesawat. Mereka juga yang berhasil membuka
jalan untuk tim selanjutnya.
Selain MAPALA UI, terdapat juga tim dari Aksi Cepat Tanggap
(ACT), Dompet Dhuafa (DD), dan sebagainya. Selain tenaga, banyak juga yang
mengirimkan ambulans dan tim dokter. Tim psikologi UI adalah salah satu tim
yang membuka pelayanan di Bandara Halim Perdanakusuma. Tim ini menangani
psikologis keluarga yang ditinggalkan.
Untuk penanganan forensik jenazah sendiri, berasal dari
empat buah Universitas Negri ternama Indonesia yaitu, Universitas Indonesia,
Universitar Brawijaya, Universitas Pajajaran dan Universitas Airlangga.
Pertolongan tidak hanya dilakukan oleh lembaga masyarakat
atau organisasi tertentu. Warga sekitar Gunung Salak pun turut membantu
evakuasi. Dengan pakaian dan perlengkapan seadanya, mereka bergabung dengan
tentara untuk menurunkan kantung-kantung jenazah atau membantu mengumpulkan barang-barnag pribadi penumpang yang tersebar di semak-semak hutan.
Jika warga lelaki setempat membantu dengan tenaga, maka,
kaum ibupun tak ketinggalan. Dalam salah satu tayangan di televisi swasta, tampak sebuah kelompok ibu-ibu memberikan logistik untuk para sukarelawan. Dengan uang
seadanya, mereka patungan dan membuat nasi bungkus.
Indahnya kepedulian. Sejenak kita dapat menarik nafas lega
dari berita akhir-akhir ini yang dipenuhi dengan kerusuhan, perkelahian massa,
pengrusakan kantor aparat, penggusuran dll.
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw berkata,”Seorang diantara
kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya seperti mencintai
dirinya sendiri.”
Hadits ini mendorong setiap muslim agar senantiasa berusaha
membantu orang lain untuk melakukan kebaikan. Karena hal ini merupakan bukti
dan tanda kebenaran imannya. Dengan demikian akan tercipta masyarakat yang
bersih dan berwibawa. Ketika seseorang mencintai suatu kebaikan untuk orang
lain, tentu ia akan berlaku baik kepadanya. Dengan demikian akan timbul rasa
kasih sayang diantara anggota masyarakat, kebaikan akan tersebat luas,
kejahatan dan kezaliman akan tersisih dan terciptalah keharmonisan dalam setiap
lini kehidupan.
Melihat kenyataan ini, sesungguhnya kepedulian masyarakat
Indonesia masih tinggi. Terbukti pada musibah pesawat SSJ100. Tidak perlu
menunggu waktu lama, seluruh lapisan masyarakat turun. Baik langsung maupun “sekedar”
mengirimkan doa.
Hendaknya rasa peduli ini dapat dipupuk dan dipelihara. Rasa
peduli yang timbul tidak hanya pada saat terjadinya musibah saja, namun dapat
dilakukan setiap hari, setiap menit.
salam gan ...
BalasHapusmenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !