Tumben judulnya panjang amat hehe… J
Alhamdulillah, walau baru dihubungi Jumat malam, acara on air
sosialisasi gerakan peduli remaja Sabtu siang ini berjalan tanpa hambatan.
Pukul dua lebih sepuluh menit, acara on air pun dimulai. Tim gerakan peduli
remaja smart teen smart love (STSL) terdiri dari bunda Suci (ketua), kak Lisya
(bendahara) dan kak Edas (humas).
Cerita dimulai dari latar belakang terbentuknya gerakan ini. Seperti
yang telah diketahui bersama, gerakan ini terbentuk atas dasar keprihatinan
yang mendalam terhadap perkembangan remaja akhir-akhir ini. Salah satu yang
sangat meresahkan yaitu, data-data yang dihimpun dari KPAI. Tingginya tingkat
pergaulan bebas, tingkat aborsi, semakin meningkatnya akses internet porno dan
masih banyak lagi, yang dilakukan oleh remaja usia 13-18 tahun. Belum lagi
serangan pemikiran liberal yang sangat gencar di kalangan remaja. Beberapa hal
itulah yang menyebabkan gerakan ini terbentuk.
Melihat kenyataan seperti itu, tim STSL sepakat harus berbuat
sesuatu untuk menyelamatkan akidah remaja. Jangan sampai remaja muslim semakin
tenggelam dalam pergaulan bebas dan pemikiran-pemikiran yang menjauhkan mereka
dari Allah swt. Misi gerakan STSL sendiri adalah, berdakwah untuk membangun
karakter remaja yang Islami. Sedangkan visi dari gerakan ini adalah membentuk
karakter remaja Islam berdasarkan potensinya masing-masing, melalui
kegiatan-kegiatan yang terorganisir.
Alhamdulillah, pendengar radio Dakta yang mendengar latar belakang,
visi dan misi gerakan ini pun langsung
merespon. Beberapa mengirim sms dan bertanya langsung pada tim STSL. Yang menarik
adalah ada seorang bapak yang ingin anak-anaknya bergabung dengan gerakan ini.
Hal ini disambut dengan tangan terbuka oleh tim STSL. Alhamdulillah… semoga
dapat bergabung secepatnya ya… J
Selanjutnya, tim STSL menceritakan tentang program-program terdekat.
Untuk bulan April, insyaAllah akan diadakan dua agenda. Yang pertama adalah
workshop menulis artikel. Workshop ini adalah lanjutan dari lomba menulis
artikel remaja tentang perayaan valentine, yang diadakan bulan Februari
kemarin. Beberapa orang yang mengirimkan naskahnya dipilih untuk mengikuti
workshop ini yang insyaAllah akan diadakan tanggal 15 April di Bekasi. Dalam workshop
ini, para peserta akan diajarkan tehnik menulis yang baik, juga akan
diberitahukan kesalahan-kesalahan mereka dalam menulis artikel.
Agenda kedua bulan April adalah, kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan
Anak Pria dan Wanita, di Tangerang. Kunjungan ini bukan sekedar kunjungan
biasa. Dalam kunjungan ini, tim STSL akan memutar film motivasi adik-adik punk
muslim. Seperti yang kita tau, punk identik dengan narkoba, pergaulan bebas, alcohol,
dan kenakalan-kenakalan lainnya. Bagaimana adik-adik punk itu dapat berubah
menjadi baik, shaleh dan dapat mandiri. Itulah
yang akan diangkat tim STSL dalam film ini. Dalam pengerjaan film, tim STSL
bekerja sama dengan rekan-rekan dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Selain pemutaran
film, adik-adik dari punk muslim juga akan memberikan motivasi. Setelah itu,
akan diadakan sumbangan buku-buku Islam. InsyaAllah acara ini akan dilaksanakan
tanggal 28 April.
Respon pun kembali masuk. Kali ini bertanya tentang bagaimana
caranya untuk berkontribusi dan dimanakah kantor pusat gerakan ini. Subhanallah…
Alhamdulillah… memang inilah yang tim STSL harapkan, semakin banyak remaja yang
peduli dengan rekan-rekannya.
Berhubung usia gerakan STSL yang masih sangat baru, maka sampai saat
ini, STSL belum memiliki kantor pusat. Sementara, tim STSL mengadakan
koordinasi di dua lokasi, yaitu di daerah Pondok Kelapa Kalimalang, dan di
Kelapa Dua Depok. Untuk bergabung dengan gerakan ini pun sangat mudah. Tinggal menghubungi
tim STSL, insyaAllah adik-adik akan diikutsertakan pada kegiatan-kegiatan STSL.
Selain bertanya tentang gerakan STSL, beberapa pendengar pun
bertanya seputar masalah remaja. Salah satu pendengar, seorang remaja wanita
yang tadinya bersekolah di SMP Islam, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri. Kebiasaannya
melaksanakan shalat sunnah saat di SMP, hilang begitu saja ketika ia duduk di
SMA Negeri. Ini disebabkan lingkungan sekolah yang tidak membiasakan untuk
melakukan shalat sunnah. Bagaimana agar kebiasaan baik itu tidak hilang, dan
bagaimana mempertahankan diri di tengah lingkungan yang kurang Islami.
Subhanallah… pertanyaan yang kritis dan bikin miris…
Saat berbincang dengan adik-adik punk muslim, mereka mengatakan,
bahwa pengaruh lingkungan terhadap karakter remaja adalah 75%. Jika lingkungannya
baik, maka remaja pun akan baik, namun, jika lingkungannya jelek, maka remaja
pun akan berperilaku jelek. Karena itu, saran dari tim STSL adalah, mencari
teman yang baik, yang dapat mengajak kita untuk selalu dekat dengan Allah swt. Setelah
itu, bergabunglah dengan komunitas remaja yang baik, misalnya ROHIS di sekolah.
InsyaAllah, jika kita berada dalam lingkungan yang baik, maka iman kita pun
akan terjaga.
Begitulah yang dapat dirangkum dari kegiatan gerakan STSL hari ini. Harapan
tim STSL adalah, semoga gerakan ini dapat membentengi akidah remaja dari
hal-hal yang menjauhkan mereka dari Allah swt. Semoga kegiatan-kegiatan yang
diadakan, dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik dan memberikan manfaat
untuk remaja muslim. Tim STSL juga berharap doa dan dukungan dari seluruh
teman, sahabat dan saudara seiman agar gerakan ini istiqomah di jalan Allah
swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar