Rabu, 28 Maret 2012

DARI BESAN HAJI MAMAT, SAMPAI JALAN WANAYASA


Jam 07.00 WIB, Alhamdulillah seluruh rombongan NIAS sudah berkumpul di km 57 Cikampek. Sesuai rencana, hari ini 25 Maret kami akan memberikan sumbangan untuk anak-anak yatim dan dhuafa di daerah Pasteur Bandung. Alhamdulillah tim inti NIAS (maksudnya yang itu lagi itu lagi J), sudah siap. Ga ketinggalan beberapa teman lelaki juga ikut serta. Alhamdulillah, lumayan, untuk bantu-bantu angkat barang :P.

Jam tujuh lewat, kami pun berangkat menuju Bandung. Saya dan bu Iin menumpang mobil bu Ephy. Sepanjang jalan kami diskusi tentang berbagai hal. Sesekali diselingi dengan tingkah Hilmy yang menggemaskan. Selama perjalanan, alhamdulillah,  jumlah uang sumbangan yang masuk terus bertambah. Subhanallah, nilainya lebih dari enam juta rupiah. Luar biasa. TOP jempol deh buat para pengurus NIAS.

Mungkin karena hari Minggu dan masih pagi, jalanan yang diperkirakan macet, Alhamdulillah lancar jalan. Ga ada hambatan yang berarti. Sampai  di tol Pasteur, lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Jam delapan, kami sudah keluar tol Pasteur. Berhubung pak Ali yang sudah tau lokasi panti asuhan, maka, mobil pak Ali yang paling depan memimpin rombongan. Begitu juga waktu mobil kami keluar di tol Pasteur.

Mobil yang dikemudikan pak Ali memutuskan  berhenti diluar tol Pasteur, untuk menunggu mobil lain yang agak ketinggalan. Nah, yang ga disangka, mobil pak Ali berhenti tepat di belakang salah satu mobil yang bertuliskan "rombongan besan pak Haji Mamat Bekasi". Ga berapa lama, beberapa mobil lain pun ikut berhenti di belakang mobil kami. Saya, bu Ephy dan bu Iin saling pandang geli. Wah bahaya nih, jangan-jangan mobil di belakang kami ini rombongan besan pak Haji Mamat juga. Mungkin mereka pikir, mobil kami termasuk dalam rombongan mereka. O..O…O….

Setelah rombongan kami lengkap, kami pun langsung melanjutkan perjalanan. Selain itu juga, kami ga ingin bikin rombongan  besan pak Haji Mamat keder gara-gara kami hehehe…. Karena ga ingin terpisah, maka, rombongan kami pun berjalan pelan. Tiba di satu gang, mobil pak Ali belok. Diikuti oleh mobil teman-teman yang lain. Kami pun berhenti untuk menanyakan alamat panti pada orang-orang di sekitar jalan itu. Waktu kami nengok ke belakang…. O…O… kenapa mobil rombongan jadi beranak begini?? Mobil rombongan NIAS hanya empat mobil, tapi dibelakang kami bertambah empat mobil lagi. Jadi semuanya delapan mobil. Saya dan teman-teman kembali tertawa… duuhh ada-ada aja. Jangan-jangan ini masih rombongan besan pak Haji Mamat. Wadduuhh gimana niiihh…

Bu Sri dan pak Dhanny memutuskan turun dan bertanya pada mereka. Dari kaca spion, jelas sekali wajah bu Sri dan pak Dhanny yang tertawa-tawa geli. Begitupun kami di dalam mobil. Wah, kok bisa sih mereka ngikutin mobil kami. Jelas-jelas mobil kami ga ada tulisan “rombongan besan pak Haji Mamat”. Mungkin salah kami juga yah, ga menuliskan penanda di mobil masing-masing. Yah gimanapun, karena rombongan besan pak Haji Mamat, membuat pagi ini tambah ceria J.

Jam 08.30 kami tiba dipanti asuhan anak yatim piatu Al-Fajr. Para bapak-bapak bergerak cepat menurunkan barang-barang sumbangan. Beberapa plastik besar berisi pakaian layak pakai, satu kardus sabun mandi, satu kardus Al-Quran, satu kardus alat tulis menulis dan masih banyak lagi. Alhamdulillah subhanallah, hanya Allah swt yang bisa membalas keikhlasan teman-teman semua.

Silaturahim dengan pengurus panti dan anak-anak panti, membuat suasana menjadi semakin sejuk. Sejuk di hati dan sejuk cuaca J. Anak-anak yatim disini terdiri dari berbagai usia, mulai dari balita sampai yang sudah akil baligh. Perempuan dan laki-laki yang sudah baligh, dipisah di rumah yang berbeda. Berhubung rombongan kami datang, maka pengurus panti memanggil beberapa anak laki-laki panti yang sudah baligh, untuk ikut menyambut rombongan kami. Heeehh jadi terharu….

Walaupun acaranya pemberian sumbangan, tetep aja, acara jeprat jepret ga ketinggalan. Justru disini serunya. Mulai dari menjepret saat pemberian sumbangan, jepretan anak-anak panti, sampai jepretan iseng teman-teman.

Berhubung anak-anak panti ada acara, maka kami memutuskan untuk melanjutkan ke jadwal selanjutnya. Walaupun lebih cepat satu jam dari jadwal yang direncanakan. Pak Ali dan teman-teman memutuskan untuk berpisah. Ada urusan lain katanya. Dan berjanji pada kami, akan bergabung di tempat makan di daerah Lembang. Selain itu, mobil bu Ade juga memutuskan untuk berangkat lebih dulu, karena bu Ade mau ketemu dengan klien. Ok, jadilah mobil tinggal dua. Yaitu mobil bu Ephy dan mobil bu Dian.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat makan. Yah, walaupun jam belum menunjukkan waktu makan siang, ga pa pa deh makan lebih cepat. Suasana Bandung yang sejuk juga bikin perut lebih cepat lapaarrr…. :P

Ga berapa lama, bu Ade sudah bergabung dengan iring-iringan mobil kami. Jalan menuju Lembang cenderung lancar. Tapi arah sebaliknya justru mulai padat. Antrian mobil seperti biasa, dipenuhi plat mobil dari Jakarta. Haddeeuuhh orang Jakarta bikin macet Bandung niihh J.

Tiba di tempat makan, kami langsung memesan makanan. Bapak-bapak pun langsung melepas lelah. Salut deh untuk bapak-bapak , sudah ikhlas bantu ibu-ibu yang cerewet ini :D . Sekali narsis, tetep narsis. Sambil menunggu makanan datang, lagi-lagi kamera handphone berseliweran mengambil gambar. Sampai bingung harus nengok kemana hehehe…. Ga lupa kami juga bersyukur acara hari ini lancar, nyaris tanpa hambatan berarti. Kalaupun ada kekurangan, masih dalam tahap yang wajar. Yah, namanya juga manusia, wajar kalau masih ada kekurangannya J

Melihat arah balik ke Jakarta yang padat, maka bapak-bapak mengajak kami pulang melalui jalur Subang-Purwakarta. Ide bagus. Dari pada harus bermacet-macet ria dan sampai di Jakarta malam, mending jalan agak jauh sedikit tapi ga macet. Karena sudah masuk waktu dhuhur, maka bu Ade mengajak kami mampir di rumahnya di daerah Subang, untuk shalat. Waahhh ga ada yang nolak tuuhh hehe…  

Pemandangan menuju rumah bu Ade subhanallah… Indah banget. Indonesiaku gitu loh. Ditambah lagi cuaca yang dingin habis hujan. Duuhh perut mulai kriuk kriuk lagi niiihh… bahaya :P

Sekali lagi, acara narsis pun dimulai. Ga bisa liat jembatan atau pemandangan yang indah, belum juga masuk rumah, kamera handphone mulai bergerilya lagi. Puas berfoto ria, kami pun masuk ke rumah bu Ade. Alhamdulillah, kopi hangat sudah menanti. Tinggal pilih, kopi hitam atau kopi susu. Duuhh tuan rumah yang baik yah. Makasih yang say J.

Perjalanan pulang dilanjutkan. Menurut bu Ade yang orang Subang, lebih baik lewat jalan Wanayasa, kalo lewat Subang, “lawannya” mobil-mobil besar, dan jalanannya lebih ramai. Oke, bapak-bapak pun setuju. Wanayasa… we’re coming J

Baru kali ini saya melewati wilayah Wanayasa. Jalanannya berliku, menanjak, menurun, kemudian berbelok tajam. Wow… cukup bikin jantung deg deg an. Dan kelokan itu pun berlangsung cukup lama. Sampai-sampai beberapa teman mabok. Jujur aja, kepala saya pun agak pusing. Yang menghibur adalah pemandangan yang subhanallah elok. Juga tingkah laku Hilmy yang menggemaskan. Agar ga terlalu pusing, saya pun mengobrol dengan bu Ephy, bu Iin dan pak Iqbal. Juga mengajak bercanda Hilmy.

Karena beberapa teman yang mabok dan kelelahan, maka kami usul agar makan yang hangat dan segar. Pilihanpun jatuh pada semangkok bakso. Mata kami segera menyisir jalanan. Berharap ada tukang bakso yang menggoda iman :D

Apa daya, harapan tinggal harapan. Wanayasa sudah dilewati, danau yang indah pun juga sudah di belakang kami. Tapi ga ada bakso yang menggoda. Akhirnya sampai di pintu tol Cikampek. Mobil berhenti di pinggir jalan. Bu Iin dan bu Nia turun dari mobil untuk diskusi dengan rombongan mobil bu Dian. Kira-kira bakso dimana yang siap kami datangi…. Ga lama bu Iin pun kembali ke mobil. Dengan terpaksa kami masuk tol Cikampek. Diputuskan untuk singgah sebentar di tempat istrahat, siapa tau ada bakso yang menggoda.

Sekali lagi, jauh dari harapan. Tempat istrahat penuh dengan parkir mobil, sampai keluar. Kami memutuskan untuk lanjut. Disana rombongan kami pun terbagi. bu Ade dan anaknya memutuskan langsung pulang ke rumah di Cibitung. Rombongan mobil bu Dian yang berisi  bu Sri dan bu Eka memutuskan untuk makan bakso. Saya, bu Iin, bu Nia dan bu Ephy melanjutkan perjalanan. Menurut kami, bakso di tempat istrahat itu ga ada yang menggoda. Nanti sajalah di Bekasi. Selama perjalanan, kami menimbang-nimbang, kira-kira mau makan bakso dimana nih….

Dan, ternyata yang menggoda, ga jauh-jauh, bakso Kota Cak Man di Bekasi Barat. Hehehe…. Jauh-jauh cari bakso dari Wanayasa Purwakarta Cikampek, jatohnya ke Bekasi juga… :P

Alhamdulillah, acara hari ini berlangsung lancar, sumbangan lancar, rihlah milad lancar, makan bakso pun lancar J. Alhamdulillah…. Moga acara seperti ini bukan yang pertama dan terakhir. Moga juga, melalui acara ini semakin menambah kepedulian terhadap sesama, dan mempertebal jalinan kasih antara angota NIAS. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar