Jam 07.00 WIB, Alhamdulillah seluruh rombongan NIAS sudah berkumpul
di km 57 Cikampek. Sesuai rencana, hari ini 25 Maret kami akan memberikan
sumbangan untuk anak-anak yatim dan dhuafa di daerah Pasteur Bandung.
Alhamdulillah tim inti NIAS (maksudnya yang itu lagi itu lagi J), sudah siap. Ga ketinggalan beberapa teman lelaki juga ikut serta.
Alhamdulillah, lumayan, untuk bantu-bantu angkat barang :P.
Jam tujuh lewat, kami pun berangkat menuju Bandung. Saya dan bu Iin menumpang
mobil bu Ephy. Sepanjang jalan kami diskusi tentang berbagai hal. Sesekali
diselingi dengan tingkah Hilmy yang menggemaskan. Selama perjalanan, alhamdulillah,
jumlah uang sumbangan yang masuk terus
bertambah. Subhanallah, nilainya lebih dari enam juta rupiah. Luar biasa. TOP
jempol deh buat para pengurus NIAS.
Mungkin karena hari Minggu dan masih pagi, jalanan yang diperkirakan
macet, Alhamdulillah lancar jalan. Ga ada hambatan yang berarti. Sampai di tol Pasteur, lebih cepat dari jadwal yang
ditentukan. Jam delapan, kami sudah keluar tol Pasteur. Berhubung pak Ali yang
sudah tau lokasi panti asuhan, maka, mobil pak Ali yang paling depan memimpin
rombongan. Begitu juga waktu mobil kami keluar di tol Pasteur.
Mobil yang dikemudikan pak Ali memutuskan berhenti diluar tol
Pasteur, untuk menunggu mobil lain yang agak ketinggalan. Nah, yang ga disangka,
mobil pak Ali berhenti tepat di belakang salah satu mobil yang bertuliskan "rombongan besan pak
Haji Mamat Bekasi". Ga berapa lama, beberapa mobil lain pun ikut berhenti di belakang mobil
kami. Saya, bu Ephy dan bu Iin saling pandang geli. Wah bahaya nih, jangan-jangan
mobil di belakang kami ini rombongan besan pak Haji Mamat juga. Mungkin mereka pikir,
mobil kami termasuk dalam rombongan mereka. O..O…O….
Setelah rombongan kami lengkap, kami pun langsung melanjutkan
perjalanan. Selain itu juga, kami ga ingin bikin rombongan besan pak Haji Mamat keder gara-gara kami
hehehe…. Karena ga ingin terpisah, maka, rombongan kami pun berjalan pelan. Tiba
di satu gang, mobil pak Ali belok. Diikuti oleh mobil teman-teman yang lain. Kami
pun berhenti untuk menanyakan alamat panti pada orang-orang di sekitar jalan
itu. Waktu kami nengok ke belakang…. O…O… kenapa mobil rombongan jadi beranak
begini?? Mobil rombongan NIAS hanya empat mobil, tapi dibelakang kami bertambah
empat mobil lagi. Jadi semuanya delapan mobil. Saya dan teman-teman kembali
tertawa… duuhh ada-ada aja. Jangan-jangan ini masih rombongan besan pak Haji
Mamat. Wadduuhh gimana niiihh…
Bu Sri dan pak Dhanny memutuskan turun dan bertanya pada mereka. Dari kaca spion, jelas sekali wajah bu Sri dan pak Dhanny yang tertawa-tawa
geli. Begitupun kami di dalam mobil. Wah, kok bisa sih mereka ngikutin mobil
kami. Jelas-jelas mobil kami ga ada tulisan “rombongan besan pak Haji Mamat”. Mungkin
salah kami juga yah, ga menuliskan penanda di mobil masing-masing. Yah gimanapun,
karena rombongan besan pak Haji Mamat, membuat pagi ini tambah ceria J.
Jam 08.30 kami tiba dipanti asuhan anak yatim piatu Al-Fajr. Para bapak-bapak
bergerak cepat menurunkan barang-barang sumbangan. Beberapa plastik besar
berisi pakaian layak pakai, satu kardus sabun mandi, satu kardus Al-Quran, satu
kardus alat tulis menulis dan masih banyak lagi. Alhamdulillah subhanallah,
hanya Allah swt yang bisa membalas keikhlasan teman-teman semua.
Silaturahim dengan pengurus panti dan anak-anak panti, membuat
suasana menjadi semakin sejuk. Sejuk di hati dan sejuk cuaca J. Anak-anak yatim disini terdiri dari berbagai usia, mulai dari
balita sampai yang sudah akil baligh. Perempuan dan laki-laki yang sudah
baligh, dipisah di rumah yang berbeda. Berhubung rombongan kami datang, maka
pengurus panti memanggil beberapa anak laki-laki panti yang sudah baligh, untuk
ikut menyambut rombongan kami. Heeehh jadi terharu….
Walaupun acaranya pemberian sumbangan, tetep aja, acara jeprat
jepret ga ketinggalan. Justru disini serunya. Mulai dari menjepret saat pemberian
sumbangan, jepretan anak-anak panti, sampai jepretan iseng teman-teman.
Berhubung anak-anak panti ada acara, maka kami memutuskan untuk
melanjutkan ke jadwal selanjutnya. Walaupun lebih cepat satu jam dari jadwal
yang direncanakan. Pak Ali dan teman-teman memutuskan untuk berpisah. Ada urusan
lain katanya. Dan berjanji pada kami, akan bergabung di tempat makan di daerah
Lembang. Selain itu, mobil bu Ade juga memutuskan untuk berangkat lebih dulu,
karena bu Ade mau ketemu dengan klien. Ok, jadilah mobil tinggal dua. Yaitu mobil bu Ephy dan mobil bu Dian.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat makan. Yah, walaupun
jam belum menunjukkan waktu makan siang, ga pa pa deh makan lebih cepat. Suasana
Bandung yang sejuk juga bikin perut lebih cepat lapaarrr…. :P
Ga berapa lama, bu Ade sudah bergabung dengan iring-iringan mobil
kami. Jalan menuju Lembang cenderung lancar. Tapi arah sebaliknya justru mulai
padat. Antrian mobil seperti biasa, dipenuhi plat mobil dari Jakarta. Haddeeuuhh
orang Jakarta bikin macet Bandung niihh J.
Tiba di tempat makan, kami langsung memesan makanan. Bapak-bapak pun
langsung melepas lelah. Salut deh untuk bapak-bapak , sudah ikhlas bantu
ibu-ibu yang cerewet ini :D . Sekali narsis, tetep narsis. Sambil menunggu
makanan datang, lagi-lagi kamera handphone berseliweran mengambil gambar. Sampai
bingung harus nengok kemana hehehe…. Ga lupa kami juga bersyukur acara hari ini
lancar, nyaris tanpa hambatan berarti. Kalaupun ada kekurangan, masih dalam
tahap yang wajar. Yah, namanya juga manusia, wajar kalau masih ada
kekurangannya J
Melihat arah balik ke Jakarta yang padat, maka bapak-bapak mengajak
kami pulang melalui jalur Subang-Purwakarta. Ide bagus. Dari pada harus
bermacet-macet ria dan sampai di Jakarta malam, mending jalan agak jauh sedikit
tapi ga macet. Karena sudah masuk waktu dhuhur, maka bu Ade mengajak kami
mampir di rumahnya di daerah Subang, untuk shalat. Waahhh ga ada yang nolak
tuuhh hehe…
Pemandangan menuju rumah bu Ade subhanallah… Indah banget. Indonesiaku
gitu loh. Ditambah lagi cuaca yang dingin habis hujan. Duuhh perut mulai kriuk
kriuk lagi niiihh… bahaya :P
Sekali lagi, acara narsis pun dimulai. Ga bisa liat jembatan atau
pemandangan yang indah, belum juga masuk rumah, kamera handphone mulai
bergerilya lagi. Puas berfoto ria, kami pun masuk ke rumah bu Ade. Alhamdulillah,
kopi hangat sudah menanti. Tinggal pilih, kopi hitam atau kopi susu. Duuhh tuan
rumah yang baik yah. Makasih yang say J.
Perjalanan pulang dilanjutkan. Menurut bu Ade yang orang Subang, lebih
baik lewat jalan Wanayasa, kalo lewat Subang, “lawannya” mobil-mobil besar, dan
jalanannya lebih ramai. Oke, bapak-bapak pun setuju. Wanayasa… we’re coming J
Baru kali ini saya melewati wilayah Wanayasa. Jalanannya berliku,
menanjak, menurun, kemudian berbelok tajam. Wow… cukup bikin jantung deg deg
an. Dan kelokan itu pun berlangsung cukup lama. Sampai-sampai beberapa teman
mabok. Jujur aja, kepala saya pun agak pusing. Yang menghibur adalah pemandangan
yang subhanallah elok. Juga tingkah laku Hilmy yang menggemaskan. Agar ga
terlalu pusing, saya pun mengobrol dengan bu Ephy, bu Iin dan pak Iqbal. Juga mengajak
bercanda Hilmy.
Karena beberapa teman yang mabok dan kelelahan, maka kami usul agar
makan yang hangat dan segar. Pilihanpun jatuh pada semangkok bakso. Mata kami
segera menyisir jalanan. Berharap ada tukang bakso yang menggoda iman :D
Apa daya, harapan tinggal harapan. Wanayasa sudah dilewati, danau
yang indah pun juga sudah di belakang kami. Tapi ga ada bakso yang menggoda. Akhirnya
sampai di pintu tol Cikampek. Mobil berhenti di pinggir jalan. Bu Iin dan bu Nia
turun dari mobil untuk diskusi dengan rombongan mobil bu Dian. Kira-kira bakso
dimana yang siap kami datangi…. Ga lama bu Iin pun kembali ke mobil. Dengan terpaksa
kami masuk tol Cikampek. Diputuskan untuk singgah sebentar di tempat istrahat,
siapa tau ada bakso yang menggoda.
Sekali lagi, jauh dari harapan. Tempat istrahat penuh dengan parkir mobil,
sampai keluar. Kami memutuskan untuk lanjut. Disana rombongan kami pun terbagi. bu Ade dan anaknya memutuskan langsung pulang ke rumah di Cibitung. Rombongan mobil bu Dian yang berisi bu Sri dan bu Eka
memutuskan untuk makan bakso. Saya, bu Iin, bu Nia dan bu Ephy melanjutkan perjalanan. Menurut
kami, bakso di tempat istrahat itu ga ada yang menggoda. Nanti sajalah di
Bekasi. Selama perjalanan, kami menimbang-nimbang, kira-kira mau makan bakso dimana
nih….
Dan, ternyata yang menggoda, ga jauh-jauh, bakso Kota Cak Man di
Bekasi Barat. Hehehe…. Jauh-jauh cari bakso dari Wanayasa Purwakarta Cikampek,
jatohnya ke Bekasi juga… :P
Alhamdulillah, acara hari ini berlangsung lancar, sumbangan lancar, rihlah milad lancar, makan
bakso pun lancar J. Alhamdulillah…. Moga acara seperti ini bukan yang pertama dan
terakhir. Moga juga, melalui acara ini semakin menambah kepedulian terhadap sesama,
dan mempertebal jalinan kasih antara angota NIAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar