Jumat, 02 Maret 2012

INSPIRASI SATU HARI


Bismillah....

1 Maret 2012

Melanjutkan agenda smat teen smart love, agenda hari ini adalah keliling ke beberapa penerbit. Diawali dengan silaturahim dengan penerbit I’tishom di daerah Rawamangun Jakarta Timur. Sesuai dengan janji hari sebelumnya. Hari ini, rencananya tim STSL akan bertemu dengan ibu Latifah, salah satu penanggung jawab di penerbitan I’tishom. Alhamdulillah, tanpa membuat janji terlebih dulu, tim STSL di terima ibu Latifah dengan ramah.

Diawali dengan jabat tangan yang erat dan hangat, tim STSL pun mengajukan proposal yang memang sudah disiapkan. Perbincangan terhenti sejenak karena ibu Latifah berbincang sambil mengawasi kedua anaknya. Subhanallah…. Ditengah kesibukan beliau dalam mengurus penerbitan, beliau pun sangat memperhatikan kedua anaknya. Sering perbincangan terputus karena ibu Latifah harus memperhatikan dua buah hatinya yang asyik bermain dan terkadang berlarian ke sana kemari. Jadwal ibu Latifah di I’tishom sendiri sebenarnya tidaklah lama. Mulai pukul sembilan, hingga ba’da dhuhur. Hal itu karena selain mengurus penerbitan, ibu Latifah pun harus mengurus rumah dan anak-anaknya. Subhanallah… manajemen waktu yang luar biasa.

Setelah menunaikan shalat dhuhur dan makan siang, tim STSL melanjutkan perjalanan menuju penerbit berikutnya. Penerbit selanjutnya adalah Zikrul Hakim, yang letaknya masih di Rawamangun. Alhamdulillah, setelah bertanya sana sini, tim STSL tiba di kantor penerbit. Karena letaknya yang tidak terlalu mencolok, juga tanpa plang nama, kami agak ragu untuk masuk ke dalamnya. Yang terlihat dari luar hanya tumpukan buku. Dengan niat lilahita’ala, kami coba memberanikan diri untuk  langsung masuk. Namun langkah kami terhenti di depan pintu. Ada tulisan mencolok yang membuat kami ragu untuk masuk. “tidak melayani sumbangan dalam bentuk apapun”. Deg, jantung kami terhenti. Sempat kami bertanya dalam hati, apakah sumbangan buku juga termasuk didalamnya? Agak lama kami ragu dan berdiskusi, ternyata salah satu karyawan memperhatikan kami, dan langsung mengajak kami masuk ke ruang tamu.

Kami pun langsung masuk, dan segera duduk berdekatan. Kami saling pandang. Berharap agar proposal ini tidak ditolak. Tidak lama, datang seorang karyawan bernama mba Ima. Kamipun berbincang dan menjelaskan tentang gerakan kami. Alhamdulillah sambutan mba Ima sangat positif. insyaAllah minggu depan kami akan kembali lagi dan mengambil beberapa buku yang dijanjikan. Subhanallah, seandainya saja kami terus berprasangka pada tulisan di pintu dan memutuskan untuk tidak melanjutkan, kemungkinan kami tidak akan mendapat sumbangan buku dari Zikrul Hakim. Alhamdulillah, Allah meluruskan hati kami dari prasangka.

Perjalanan pun dilanjutkan menuju penerbit selanjutnya. Yaitu Robbani Press, yang terletak di daerah Condet. Alhamdulillah perjalanan sangat lancar. Kami tidak menemukan kemacetan yang berarti. Menuju Robbani Press, kami harap-harap cemas. Apakah sumbangan buku ini berhasil atau tidak. Subhanallah, tim STSL saling menguatkan, saling mengingatkan. Selama perjalanan, dalam hati kami tak henti berdoa. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Beberapa kali kami harus bertanya pada orang di jalan, karena memang nomor rumah dan ruko disekitar daerah itu tidak berurutan. Mereka yang ditanya pun, rata-rata tidak pernah mendengar tentang Robbani Press. Sangat disayangkan, karena kami tim STSL termasuk mengidolakan penerbit Robbani Press ini. Satu yang memudahkan kami dalam mencari alamat penerbit-penerbit buku Islam adalah, spanduk besar “Islamic Book Fair” yang memang sebentar lagi akan dilaksanakan. Alhamdulillah, spanduk besar itu tergantung di ruko Robbani Press.

Kami pun segera masuk ke kantor penerbit. Seorang karyawan lelaki menerima kami dengan sangat ramah. Setelah berbincang sejenak, menjelaskan tentang tujuan gerakan peduli remaja smart teen smart love, kami pun dipersilakan menunggu. Kami duduk diantara tumpukan buku yang menggunung. Karena tim STSL mempunyai hobi yang sama, yaitu membaca, maka mata kami pun bersinar melihat tumpukan buku-buku itu. Istilah remaja, “mupeng”… J. Sementara menunggu, kantor penerbit didatangi oleh seorang sales penjualan. Ia menawarkan pada kami dan karyawan penerbit, berbagai  alat  tulis dan alat-alat lainnya. Salah seorang tim STSL berujar ,”subhanallah, udah jalan berapa jauh dan berapa lama yah? Kasian banget, cari makan sampe seperti itu.” Ya, Alhamdulillah, sangat bersyukur pada Allah, rencana tim STSL hari ini begitu dimudahkan, perjalanan dilancarkan, dan kami pun dimudahkan dengan kendaraan pribadi. Subhanallah,,, betapa nikmat Allah begitu terasa saat dihadapkan pada kehidupan yang lebih susah. Astaghfirullah… semoga kami tidak termasuk hamba-hamba yang tidak bersyukur.

Setelah menunggu cukup lama, Alhamdulillah, pihak Robbani Press memberikan buku-buku saat itu juga. Subhanallah… bahagia sekali rasanya. Kami pun melihat judul-judul buku. Itulah mengapa pihak  penerbit menghabiskan waktu cukup lama saat mencari buku tadi. Ternyata, penerbit ingin menyesuaikan buku yang diberikan dengan umur remaja. Alhamdulillah penerbit Robbani Press memberikan buku-buku yang “remaja banget”.

Tujuan terakhir hari ini adalah bertemu dengan bunda Neno Warisman. Sebenarnya ini adalah rencana dadakan dan belum tentu terwujud. Karena memang kami tidak membuat janji sebelumnya dengan bunda Neno. Sepanjang jalan, kami harap-harap cemas dapat bertemu dengan bunda Neno. Alhamdulillah, perjalanan menuju ruko bunda Neno begitu dilancarkan Allah. Daerah Warung Buncit yang biasanya macet, sore itu lancar. Kalaupun terhambat, itu karena beberapa angkutan umum yang berhenti sembarangan.

Pukul lima lebih lima belas menit, kami tiba di ruko bunda Neno. Setelah menelpon salah satu sahabat bunda Neno yang tak lain adalah kakak ipar salah satu tim STSL, kami pun langsung dipersilakan masuk. Alhamdulillah, bunda Neno menyambut kami dengan sangat ramah. Karena saat itu bunda Neno sedang rapat, kami pun langsung menunggu di lantai atas. Kami memanfaatkan waktu menunggu dengan koordinasi untuk agenda berikutnya. Tak lama, hidangan minuman diantar pada kami. Alhamdulillah, sebotol air mineral disuguhkan, tepat dengan keadaan tim yang memang sudah kehausan. Kamipun melanjutkan pembicaraan. Tidak lama, seorang office boy kembali mengantarkan minuman, subhanallah, segelas jus alpokat untuk kami. Alhamdulillah…. Ternyata penghormatan kepada tamu yang dilakukan bunda Neno, tidak berhenti sampai disitu, office boy kembali mengantarkan makanan kecil untuk kami. Subhanallah…. Ya Allah, rejeki-Mu tiada batas.

Saat pertama bertemu dengan bunda Neno, kami tidak punya waktu bicara yang lama. Namun, bunda Neno telah melakukan apa yang Rasulullah saw anjurkan, yaitu menghormati tamu. Subhanallah….
Setelah shalat maghrib, bunda Neno baru mempunyai kesempatan untuk mengobrol dengan kami. Alhamdulillah, tidak ada sikap meremehkan sama sekali. Bunda Neno sangat ramah dan sangat senang dengan gerakan ini. Satu hal yang sangat kami kagumi adalah, sikap ramah bunda Neno, berlaku pada semua orang. Bukan hanya pada tamu. Pada office boy sekalipun, bunda Neno selalu mengucapkan terimakasih, tolong dan maaf. Tiga kata ajaib yang sering kali kita lupa. Padahal, ketiga kata itu menunjukkan betapa kita sesama manusia saling menghargai. Tidak peduli banyaknya harta, tidak peduli tingginya jabatan, tidak peduli ketenaran seseorang. Terimakasih, tolong dan maaf, adalah tiga kata ajaib, yang bisa membuat seseorang merasa dihargai. Subhanallah…..

Keramahan bunda Neno terus berlanjut. Mendekati Isya, bunda Neno memesan makan malam untuk kami. Subhanallah, kalau kami tidak ingat waktu, ingin sekali rasanya melanjutkan perbincangan inspiratif dengan bunda Neno. Sayang sekali, kami harus segera pulang. Dengan sangat tidak enak hati, kami pun harus pamit. Bunda Neno terlihat kecewa. Karena bunda Neno berharap dapat berbincang lebih lama lagi. Ah bunda, kami pun begitu…..

Setelah berfoto sejenak, kami memutuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan, tak henti kami bersyukur dengan nikmat Allah. Subhanallah, begitu banyak hikmah hari ini, begitu banyak rejeki hari ini, begitu banyak kemudahan hari ini. Subhanallah…. Nikmat yang Allah berikan tidak sebanding dengan ibadah kami yang masih sangat kurang….. Allah….kami sangat malu.

Ya Allah, semoga Allah mengampuni kekurangan kami. Semoga Allah meridhoi langkah kami dalam menyelamatkan remaja muslim dari pendangkalan akidah, semoga Allah memudahkan langkah kami. Aamiin…..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar