Bismillah....
1 Maret 2012
Melanjutkan agenda smat teen smart love, agenda hari ini adalah
keliling ke beberapa penerbit. Diawali dengan silaturahim dengan penerbit I’tishom
di daerah Rawamangun Jakarta Timur. Sesuai dengan janji hari sebelumnya. Hari ini,
rencananya tim STSL akan bertemu dengan ibu Latifah, salah satu penanggung
jawab di penerbitan I’tishom. Alhamdulillah, tanpa membuat janji terlebih dulu,
tim STSL di terima ibu Latifah dengan ramah.
Diawali dengan jabat tangan yang erat dan hangat, tim STSL pun
mengajukan proposal yang memang sudah disiapkan. Perbincangan terhenti sejenak
karena ibu Latifah berbincang sambil mengawasi kedua anaknya. Subhanallah…. Ditengah
kesibukan beliau dalam mengurus penerbitan, beliau pun sangat memperhatikan
kedua anaknya. Sering perbincangan terputus karena ibu Latifah harus
memperhatikan dua buah hatinya yang asyik bermain dan terkadang berlarian ke
sana kemari. Jadwal ibu Latifah di I’tishom sendiri sebenarnya tidaklah lama. Mulai
pukul sembilan, hingga ba’da dhuhur. Hal itu karena selain mengurus penerbitan,
ibu Latifah pun harus mengurus rumah dan anak-anaknya. Subhanallah… manajemen
waktu yang luar biasa.
Setelah menunaikan shalat dhuhur dan makan siang, tim STSL melanjutkan
perjalanan menuju penerbit berikutnya. Penerbit selanjutnya adalah Zikrul
Hakim, yang letaknya masih di Rawamangun. Alhamdulillah, setelah bertanya sana
sini, tim STSL tiba di kantor penerbit. Karena letaknya yang tidak terlalu mencolok,
juga tanpa plang nama, kami agak ragu untuk masuk ke dalamnya. Yang terlihat
dari luar hanya tumpukan buku. Dengan niat lilahita’ala, kami coba memberanikan
diri untuk langsung masuk. Namun langkah
kami terhenti di depan pintu. Ada tulisan mencolok yang membuat kami ragu untuk
masuk. “tidak melayani sumbangan dalam bentuk apapun”. Deg, jantung kami
terhenti. Sempat kami bertanya dalam hati, apakah sumbangan buku juga termasuk
didalamnya? Agak lama kami ragu dan berdiskusi, ternyata salah satu karyawan
memperhatikan kami, dan langsung mengajak kami masuk ke ruang tamu.
Kami pun langsung masuk, dan segera duduk berdekatan. Kami saling
pandang. Berharap agar proposal ini tidak ditolak. Tidak lama, datang seorang
karyawan bernama mba Ima. Kamipun berbincang dan menjelaskan tentang gerakan
kami. Alhamdulillah sambutan mba Ima sangat positif. insyaAllah minggu depan
kami akan kembali lagi dan mengambil beberapa buku yang dijanjikan. Subhanallah,
seandainya saja kami terus berprasangka pada tulisan di pintu dan memutuskan
untuk tidak melanjutkan, kemungkinan kami tidak akan mendapat sumbangan buku
dari Zikrul Hakim. Alhamdulillah, Allah meluruskan hati kami dari prasangka.
Perjalanan pun dilanjutkan menuju penerbit selanjutnya. Yaitu Robbani
Press, yang terletak di daerah Condet. Alhamdulillah perjalanan sangat lancar. Kami
tidak menemukan kemacetan yang berarti. Menuju Robbani Press, kami harap-harap
cemas. Apakah sumbangan buku ini berhasil atau tidak. Subhanallah, tim STSL
saling menguatkan, saling mengingatkan. Selama perjalanan, dalam hati kami tak
henti berdoa. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Beberapa kali kami harus
bertanya pada orang di jalan, karena memang nomor rumah dan ruko disekitar
daerah itu tidak berurutan. Mereka yang ditanya pun, rata-rata tidak pernah
mendengar tentang Robbani Press. Sangat disayangkan, karena kami tim STSL
termasuk mengidolakan penerbit Robbani Press ini. Satu yang memudahkan kami
dalam mencari alamat penerbit-penerbit buku Islam adalah, spanduk besar “Islamic
Book Fair” yang memang sebentar lagi akan dilaksanakan. Alhamdulillah, spanduk
besar itu tergantung di ruko Robbani Press.
Kami pun segera masuk ke kantor penerbit. Seorang karyawan lelaki
menerima kami dengan sangat ramah. Setelah berbincang sejenak, menjelaskan
tentang tujuan gerakan peduli remaja smart teen smart love, kami pun
dipersilakan menunggu. Kami duduk diantara tumpukan buku yang menggunung. Karena
tim STSL mempunyai hobi yang sama, yaitu membaca, maka mata kami pun bersinar
melihat tumpukan buku-buku itu. Istilah remaja, “mupeng”… J. Sementara menunggu, kantor penerbit didatangi oleh seorang sales
penjualan. Ia menawarkan pada kami dan karyawan penerbit, berbagai alat tulis dan alat-alat lainnya. Salah seorang tim
STSL berujar ,”subhanallah, udah jalan berapa jauh dan berapa lama yah? Kasian banget,
cari makan sampe seperti itu.” Ya, Alhamdulillah, sangat bersyukur pada Allah,
rencana tim STSL hari ini begitu dimudahkan, perjalanan dilancarkan, dan kami
pun dimudahkan dengan kendaraan pribadi. Subhanallah,,, betapa nikmat Allah
begitu terasa saat dihadapkan pada kehidupan yang lebih susah. Astaghfirullah…
semoga kami tidak termasuk hamba-hamba yang tidak bersyukur.
Setelah menunggu cukup lama, Alhamdulillah,
pihak Robbani Press memberikan buku-buku saat itu juga. Subhanallah… bahagia
sekali rasanya. Kami pun melihat judul-judul buku. Itulah mengapa pihak penerbit menghabiskan waktu cukup lama saat
mencari buku tadi. Ternyata, penerbit ingin menyesuaikan buku yang diberikan
dengan umur remaja. Alhamdulillah penerbit Robbani Press memberikan buku-buku
yang “remaja banget”.
Tujuan terakhir hari ini adalah bertemu dengan bunda Neno Warisman. Sebenarnya
ini adalah rencana dadakan dan belum tentu terwujud. Karena memang kami tidak
membuat janji sebelumnya dengan bunda Neno. Sepanjang jalan, kami harap-harap
cemas dapat bertemu dengan bunda Neno. Alhamdulillah, perjalanan menuju ruko
bunda Neno begitu dilancarkan Allah. Daerah Warung Buncit yang biasanya macet,
sore itu lancar. Kalaupun terhambat, itu karena beberapa angkutan umum yang
berhenti sembarangan.
Pukul lima lebih lima belas menit, kami tiba di ruko bunda Neno. Setelah
menelpon salah satu sahabat bunda Neno yang tak lain adalah kakak ipar salah
satu tim STSL, kami pun langsung dipersilakan masuk. Alhamdulillah, bunda Neno
menyambut kami dengan sangat ramah. Karena saat itu bunda Neno sedang rapat,
kami pun langsung menunggu di lantai atas. Kami memanfaatkan waktu menunggu
dengan koordinasi untuk agenda berikutnya. Tak lama, hidangan minuman diantar
pada kami. Alhamdulillah, sebotol air mineral disuguhkan, tepat dengan keadaan
tim yang memang sudah kehausan. Kamipun melanjutkan pembicaraan. Tidak lama,
seorang office boy kembali mengantarkan minuman, subhanallah, segelas jus
alpokat untuk kami. Alhamdulillah…. Ternyata penghormatan kepada tamu yang
dilakukan bunda Neno, tidak berhenti sampai disitu, office boy kembali mengantarkan
makanan kecil untuk kami. Subhanallah…. Ya Allah, rejeki-Mu tiada batas.
Saat pertama bertemu dengan bunda Neno, kami tidak punya waktu
bicara yang lama. Namun, bunda Neno telah melakukan apa yang Rasulullah saw
anjurkan, yaitu menghormati tamu. Subhanallah….
Setelah shalat maghrib, bunda Neno baru mempunyai kesempatan untuk mengobrol
dengan kami. Alhamdulillah, tidak ada sikap meremehkan sama sekali. Bunda Neno
sangat ramah dan sangat senang dengan gerakan ini. Satu hal yang sangat kami
kagumi adalah, sikap ramah bunda Neno, berlaku pada semua orang. Bukan hanya
pada tamu. Pada office boy sekalipun, bunda Neno selalu mengucapkan
terimakasih, tolong dan maaf. Tiga kata ajaib yang sering kali kita lupa. Padahal,
ketiga kata itu menunjukkan betapa kita sesama manusia saling menghargai. Tidak
peduli banyaknya harta, tidak peduli tingginya jabatan, tidak peduli ketenaran
seseorang. Terimakasih, tolong dan maaf, adalah tiga kata ajaib, yang bisa
membuat seseorang merasa dihargai. Subhanallah…..
Keramahan bunda Neno terus berlanjut. Mendekati Isya, bunda Neno
memesan makan malam untuk kami. Subhanallah, kalau kami tidak ingat waktu,
ingin sekali rasanya melanjutkan perbincangan inspiratif dengan bunda Neno. Sayang
sekali, kami harus segera pulang. Dengan sangat tidak enak hati, kami pun harus
pamit. Bunda Neno terlihat kecewa. Karena bunda Neno berharap dapat berbincang
lebih lama lagi. Ah bunda, kami pun begitu…..
Setelah berfoto sejenak, kami memutuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan,
tak henti kami bersyukur dengan nikmat Allah. Subhanallah, begitu banyak hikmah
hari ini, begitu banyak rejeki hari ini, begitu banyak kemudahan hari ini. Subhanallah….
Nikmat yang Allah berikan tidak sebanding dengan ibadah kami yang masih sangat
kurang….. Allah….kami sangat malu.
Ya Allah, semoga Allah mengampuni kekurangan kami. Semoga Allah meridhoi
langkah kami dalam menyelamatkan remaja muslim dari pendangkalan akidah, semoga
Allah memudahkan langkah kami. Aamiin…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar